Hari ini adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh Adit.
Karena hari ini adalah hari pengambilan laporan hasil kerja keras adit selama 6
bulan di semester 2. Adit adalah seorang anak kelas 2 SMP di suatu desa yang jauh dari keramaian
kota. Sebenarnya Adit senang bukan karena rapor nya akan di bagi ,tapi karena
akan ada liburan satu bulan penuh, terlebih lagi ia sudah membuat rencana
dengan Bintang akan liburan ke kota. Bintang memang bukan lah teman sekelas
adit bahkan mereka tidak satu sekolah, tapi bintang adalah abang sepupu adit
yang sudah dianggap sebagai abang kandungnya sendiri. Maklum saja selain adit
sering menginap di rumah bintang, adit juga tidak mempunyai abang kandung.
Mereka memang akrab ,tetapi mereka tidak begitu akur. Adit dan Bintang sering
bertengkar gara-gara hal kecil. Pada hari pengambilan lapor Adit menginap di
rumah bintang, ia sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari seragam, sepatu, dan
dasi.
“Bangun tang!!!, ini kan hari penentuan kamu”
seru Adit sambil menarik selimut Bintang.
“Nanggung 5 menit lagi deh.., emang hari penentuan apa?” Bintang kembali menarik
selimut dan lanjut tidur lagi.
“kita mau terima rapor nih, trus bakalan ada liburan
panjang satu bulan penuh!!” Adit berteriak dengan begitu semangat.
“ooohh gitu, kirain penentuan apa” Bintang pun bangun karena suara adit yang
begitu bising.
“cepetan mandi udah jam 7 nih.” kata Adit sambil menunjuk Jam yang ada di kamar.
“iya deh..” Bintang bangun dan lansung menuju ke kamar mandi. Sangat berbeda dengan Adit yang bersemangat Bintang terlihat begitu lesu.
“cepetan mandi udah jam 7 nih.” kata Adit sambil menunjuk Jam yang ada di kamar.
“iya deh..” Bintang bangun dan lansung menuju ke kamar mandi. Sangat berbeda dengan Adit yang bersemangat Bintang terlihat begitu lesu.
Selesai mandi kemudian Bintang berpakaian, dan dia
melihat adit seperti mencari sesuatu, tetapi Bintang bersikap cuek dan tidak
mau tahu. Bintang sudah siap berangkat ke sekolah, tapi Adit yang dari tadi bangun belum juga
siap. Adit masih sibuk mencari sesuatu, akhirnya Bintang bertanya kepada Adit.
“nyari apa dit? Tanya bintang dengan heran.
“nyari apa dit? Tanya bintang dengan heran.
“nyari dasi tang, perasaan kemaren aku taruh di lemari
deh” adit sibuk mencari dasinya di antara selipan-selipan pakian.
“makanya kalo punya barang di simpan baik-baik jangan ceroboh” kata bintang sok bijak.
“gak kok.. aku ingat betul dasinya aku ta…” belum selesai Adit berbicara dia pun terdiam melihat dasi yang di pakai Bintang. “wah parah.. dasi aku kamu pakai tang!!”. Sambil menunjuk ke arah dasi yang di pakai bintang
“makanya kalo punya barang di simpan baik-baik jangan ceroboh” kata bintang sok bijak.
“gak kok.. aku ingat betul dasinya aku ta…” belum selesai Adit berbicara dia pun terdiam melihat dasi yang di pakai Bintang. “wah parah.. dasi aku kamu pakai tang!!”. Sambil menunjuk ke arah dasi yang di pakai bintang
“haha ketahuan deh, aku pinjam dulu ya dasi kamu dit” bintang
pun berlari keluar rumah.
Adit pun mengejar Bintang yang membawa dasinya .
Adit pun mengejar Bintang yang membawa dasinya .
“pokoknya aku besok gak akan minjam dasi kamu lagi!!”
bintang mempercepat larinya
“ahhh dari zaman eyang subur jomblo sampe sekarang punya
istri 9 kamu selalu bilang gitu.. balikin TANG!!” teriak Adit kesal.
Tapi Bintang sudah berlari semakin jauh, dia berkata
“SUMPAH AKU GAK BOHONG!!!”. sambil menghetikan langkahnya dan kemudian kembali
berlari menuju MTS tempat ia sekolah.
Adit pun pasrah tidak mau mengejar Bintang karena dia
belum memakai sepatu.
Adit akhirnya pergi kesekolah dengan tidak mengenakan
dasi ,padahal peraturan di SMPnya siswa diwajibkan mengunakan dasi. Adit
beruntung karena hari ini adalah hari pengambilan rapor maka dia tidak di
kenakan sanksi. Pada saat menerima lapor Adit sangat senang ,bukan senang
karena dia masuk 10 besar tapi dia senang gara-gara liburan semester ini lebih
dari satu bulan. Sehabis menerima rapor Adit lansung bergegas ke rumah Bintang,
dia ingin membahas rencana liburannya dengan Bintang di kota, Adit dan Bintang
memiliki saudara di kota dan rencananya selama liburan mereka akan tinggal di
rumah saudaranya.
Adit pun sampai di rumah Bintang, seperti biasa nya Adit
datang ke rumah Bintang dengan semangat. “Jadi kapan nih kita mau berangkat ke
kota” Tanya Adit ke Bintang.
Bintang melihat ke arah Adit, tapi diam sama sekali tidak
menjawab pertanyaan Adit.
“yaelah diam lagi, jawab woy!!” seru Adit dengan nada bercanda.
“yaelah diam lagi, jawab woy!!” seru Adit dengan nada bercanda.
Bintang tetap diam, sambil melihat ke arah rapor yang ada
di tangan Bintang.
Adit lansung mengambil rapor Bintang dan kemudian membacanya. Bagaikan kejatuhan bom nuklir tepat di atas ubun-ubun kepala. Adit sangat terkejut saat membaca rapor bintang. Nilai nya banyak yang tidak tuntas dan keterangan Alpha nya pun sangat banyak, dan yang lebih buruk nya lagi di situ dinyatakan Bintang tidak naik kelas.
Adit lansung mengambil rapor Bintang dan kemudian membacanya. Bagaikan kejatuhan bom nuklir tepat di atas ubun-ubun kepala. Adit sangat terkejut saat membaca rapor bintang. Nilai nya banyak yang tidak tuntas dan keterangan Alpha nya pun sangat banyak, dan yang lebih buruk nya lagi di situ dinyatakan Bintang tidak naik kelas.
Adit pun mencoba menghibur Bintang, tapi semua itu
percuma bintang tetap diam. Cukup lama Adit menghibur bintang akhirnya dia
pun menyereh dan memilih pulang sebentar
untuk mengganti baju seragam dan membritahukan hasil rapor kepada orang tuanya.
Saat Adit baru keluar dari pintu rumah Bintang, Adit bertemu dengan orang tua
Bintang. Tetapi Adit tidak mau banyak mengobrol. Dia beralasan kepada orang tua
Bintang kalau dia sudah di suruh pulang. Setelah orang tua Bintang masuk ke
dalam rumah dan Adit baru berjalan beberapa langkah, Adit mendengar suara
ocehan dari dalam rumah Bintang, Adit pun mulai mempercepat langkahnya agar
bisa pulang ke rumah dan lekas kembali ke rumah bintang lagi. Sesampai nya di
rumah, ia lansung menunjukan lapor kepada orang tua nya, kemudian ia lansung
berganti baju dengan cepat dan segera ke rumah Bintang lagi.
Tapi pada saat dia baru mau pergi orang tua Bintang pun
datang ke rumah Adit. Adit tidak banyak bicara karena dia terburu-buru mau ke
rumah Bintang.
“Bintang… Bintang” seru Adit sambil mengetuk pintu rumah
Bintang. Tapi karena tidak ada jawaban Adit pun mendobrak pintu rumah. Dan
alangkah terkejutnya Adit ketika melihat Bintang sudah tergantung dengan
menggunakan dasi yang tadi pagi Adit pinjamkan ke Bintang.
Orang-orang pun mulai ramai mendatangi rumah Bintang. Kini
bintang benar-benar memenuhi janji nya dia tidak akan meminjam dasi Adit lagi. Adit
hanya duduk dan diam, dengan air mata yang mengalir di pipi. “Kenapa aku tadi
begitu bodoh, kalau saja aku tidak meminjamkan dasi, dan meninggalkannya
sendirian di rumah pasti semua ini tidak akan terjadi, seharusnya aku tadi bisa
menghibur dan menemaninya, mengapa aku begitu bodoh”. Ratusan kata penyesalan
terucap dalam hati Adit, logikanyapun seakan tidak bisa menerima, baru tadi
pagi mereka tertawa, bercanda, dan bertengkar. Adit pun menyadari memeng hari ini adalah hari penentuan Bintang, bukan penentuan naik atau tidak nya Bintang, tapi hari penentuan hidup dan matinya seorang Bintang. Dan Adit hanya bisa memejamkan
mata dan berharap ketika dia membuka mata semua akan kembali seperti semula.
Sekarang Bintang benar-benar telah menjadi BINTANG, dari tempat yang tak
terlihat dia akan mengawasi Adit. Kini Adit pergi ke kota tidak bersama
bintang, Adit pergi ke kota sendirian. Tujuan ia pergi ke kota bukan untuk
liburan tapi untuk melupakan kenangan pahit yang pernah ia rasakan.
Nggak pake spasi nulisnya... :p
BalasHapus